Halaman

Sabtu, 30 Juli 2011

PROMO BAN DUNLOP-BANK MANDIRI


Dunlop dan Bank Mandiri tengah mengadakan Promo diskon 35% untuk setiap pembelian minimal 2 buah ban Dunlop.
Gratis pemasangan dan balancing
serta bebas biaya administrasi 3%.

Menangkan juga 5 Samsung Galaxy Tab*




Promo ini berlaku selama periode 15 Juli-15 Oktober 2011, khusus bagi pemegang Mandiri Kartu Kredit.

Buruan nih yang mau mudik ganti ban dulu.
Pengisian angin dengan nitrogen dan spooring tidak termasuk program, dan kemungkinan besar dikenakan biaya administrasi 3% apabila menggunakan kartu kredit.

MEMBACA AL-QURAN ONLINE


Dengan harapan selama bulan Ramadhan 1432 H ini kita "tergoda" untuk lebih banyak membaca dan mempelajari Al-Quran, maka dalam Blog Lentera Hati telah ditambahkan tools untuk mendengarkan bacaan Al-Quran, serta beberapa tautan ke website Al-Quran dan Terjemahan Al-Quran Online.

Silahkan klik "Kajian Islam" pada halaman depan blog ini untuk membaca atau mendengarkan Al-Quran atau mempelajari terjemahan Al-Quran dalam berbagai bahasa. Blog Lentera Hati juga dapat diakses dengan meng-klik judul posting ini.

Siapa tahu kita ingin mengajarkan membaca Al-Quran dengan baik dan benar kepada anak-anak kita.

BAZAAR RAMADHAN 2011


Sebagaimana tradisi di tahun-tahun sebelumnya, Pengurus RW011 Blok S Dukuh Zamrud Kota Legenda kembali mengadakan kegiatan Bazaar Ramadhan. Insya Allah, selain menghadirkan berbagai macam hidangan berbuka puasa, minuman segar, snack/makanan kecil, banyak juga pedagang busana dan barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya yang ikut bergabung.

Kegiatan Bazaar Ramadhan dimulai tanggal 1-29 Agustus 2011, mulai pk. 16.30-18.30 WIB.

Semoga kegiatan ini banyak membawa manfaat, baik bagi Warga Blok S maupun para pendukung kegiatan tersebut.

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

Selasa, 26 Juli 2011

TALK SHOW "SAFETY DRIVING"


Pada hari Sabtu, 16 Juli 2011, Talkshow Safety Driving dilaksanakan pada pk. 20.45-23.00 WIB. Cukup banyak pengetahuan baru yang diperoleh, baik dari penjelasan narasumber dari Toyota Astra Motor atau dari video yang diputar. Kesimpulannya, ternyata banyak dari kita yang bersliweran berkendara di jalan raya, namun minim pengetahuan lalu lintasnya.

Dalam kesempatan ini, Warga Blok S juga mendapatkan sumbangan dana untuk perbaikan jalan Zamrud-Mustika Jaya dari Toyota Astra Motor sebesar Rp. 2.400.000,00 sehingga dana yang terkumpul seluruhnya menjadi Rp. 6.800.000,00

Sambutan dari Ketua RW011


Sambutan dari Toyota Astra Motor












Senin, 25 Juli 2011

Minggu, 24 Juli 2011

AYO, PHOTO DAN LAPORKAN POLISI NAKAL


JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi bertugas melayani dan mengayomi masyarakat. Polisi pulalah yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi warga di sekitarnya. Namun, citra polisi kadang tercoreng dengan ulah nakal aparat dari korps Bhayangkara itu sendiri.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar mengatakan, institusinya sama sekali tidak menoleransi praktek-praktek tersebut terjadi di dalam institusi Polri.

"Tidak ada alasan bagi mereka untuk bertindak, seperti menerima bayaran. Ini merupakan pesan Kapolda langsung bahwa tidak bisa menoleransi, dan kalau ketahuan akan jadi dasar penindakan," ucap Baharudin, Kamis (21/7/2011), di Polda Metro Jaya.

Menurut Baharudin, niat baik kepolisian adalah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi warganya.

"Kapolda baru ingin anggota (kepolisian) melayani masyarakat dan menindak anggota-anggota yang menyakiti hati masyarakat karena akan berdampak pada institusi Polri secara keseluruhan," ujar Baharudin.

Karena itu, Polda Metro kini mengajak masyarakat juga turut mengawasi kinerja polisi. Caranya adalah dengan memotret aksi polisi-polisi nakal di lapangan, seperti para polisi yang menerima uang.

"Difoto saja. Foto itu lalu kirimkan ke Humas Polda Metro Jaya, tidak perlu pakai identitas pengirim, cukup waktu dan lokasinya di mana," kata Baharudin.

Dari hasil foto laporan itu, kata Baharudin, polisi akan memiliki bukti untuk menindak anggotanya yang melanggar etika keprofesionalan kepolisian.

MENGURUS KK 6 BULAN, PETUGASNYA DICOPOT


JAKARTA, KOMPAS.com — Gara-gara lamban mengurus kartu keluarga (KK) milik 180 warga Kelurahan Ciracas, Kepala Satuan Pelayanan Registrasi Kependudukan Kelurahan Ciracas Ridwan dicopot Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Jakarta, Jumat (22/7/2011).

"Dia tidak melayani masyarakat dengan sepenuh hati," kata Fauzi. Pencopotan dilakukan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea di kantor Kelurahan Ciracas.


Menurut Purba, Ridwan tidak dipecat, tetapi dicopot dari jabatannya dan kini hanya menjadi staf biasa. "Semua dokumen warga itu hanya ditumpuk di mejanya selama enam bulan," kata Purba.

Kapan ya dilaksanakan di Bekasi?

Selasa, 19 Juli 2011

SEKOLAH UNTUK APA? OLEH RENALD KASALI


Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak kita mencari sekolah. Masuk universitas pilihan, susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk, ternyata banyak yang "salah kamar". Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah.

Demikianlah, diterima di PTN masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja. Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S2. Jadi birokrat atau jendral pun, sekarang banyak yang ingin punya gelar S3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA tiga puluh tahun yang lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini. Bahkan sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya.

Mengapa hanya soal memindahkan anak karena pindah rumah ke sekolah negeri lain saja biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun. Lengkap sudah masalah kita.

Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serba sulit ini?

Kesadaran Membangun SDM

Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, PM Malaysia Mahathir Mohammad sadar betul pentingnya pembangunan SDM. Ia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S2 dan S3 ke berbagai negara maju. hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai sepuluh tahun, lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya.

Perubahan bukan hanya sampai di situ. Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis, serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan. Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya. Tak mengherankan kalau sekolah-sekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah.

Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa. "Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima," ujar seorang dekan di Erasmus. Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik. Seleksinya sangat ketat.

Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini? "Mudah saja," ujar dekan itu. "Kita potong di tahun kedua. Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,"ujarnya.

Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di New Zealand. Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi. Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah.

Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di New Zealand. Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam sepuluh besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan. Di luar dugaan saya, pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah.

Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guru-guru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai rata-rata diatas 80 (betapapun stressnya mereka) dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif namun tak menguasai semua subjek. Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan mengkopi isi buku dan cacatan. Entah dimana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.

Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negri, mungkin guru-guru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri. Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? "undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar," ujar seorang guru di New Zealand.

Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan inputnya? "itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya," ujar putera sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga. Maksudnya, test masuk tetap ada, tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi.

Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu matematika dan bahasa Inggris. Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan. Sekolah dilarang hanya menerima anak-anak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super dikedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur. Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif semata.

Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masing-masing. Bagi mereka yang bercita-cita menjadi dokter maka biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai. Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Bayangkan, bukankah cita-cita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali? Mungkin dia manusia super. Seorang lulusan SLTA, tahun pertama harus menguasai 4 bidang science (biologi, ilmu kimia, fisika dan Matematika), lalu tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga dan komputer. Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Sama seperti kurikulum program S1 dua puluh tahun yang lalu yang sejajar dengan program S1 yang digabung hingga S3 di Amerika. Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, makanya hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun.

Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian tapi tak ada masalah kok! Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi telah merubah banyak hal, anak-anak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, namun datang dengan lebih menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, tapi dari segala resources. Ilmu belajar menjari lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri, karena itu diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik. Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, Lifelong learning.

Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, "Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak sepuluh tahun yang lalu. Makanya sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah, metode diperbaharui, fasilitas baru dibangun," ujar seorang guru.

Masih banyak yang ingin saya diskusikan, namun sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah, dan untuk apa kita bersekolah? Mudah-mudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depannya yang lebih baik.

Rhenald Kasali
Ketua Program MMUI

(diposting oleh Pak Irhamna Robby untuk Milis Blok S)

Senin, 18 Juli 2011

SURAT DARI IBU UNTUK ANAK PEREMPUAN


Wahai anakku, ibu benar-benar bersyukur karena engkau telah menemukan jodohmu yang ditentukan oleh Allah bagimu.
Kini engkau memang masih anakku, tapi suamimu lebih berhak atasmu daripada aku.

Jika suatu saat engkau menghadapi masalah dalam rumah tanggamu, janganlah engkau datang menemui ibu sebelum engkau menyelesaikannya baik-baik dengan suamimu.
Suamimu memang manusia biasa, dia bisa khilaf dan salah, maafkanlah kesalahannya jika ada, jangan mendendam,

Tetaplah patuh kepadanya selama dia tidak memerintahkan engkau ke jalan yang dilarang Allah.

Anakku, suamimu tentu tak sanggup memberimu tiket ke surga, tapi engkau sendiri akan memperoleh tiket ke surga dari hasil amalmu, perbuatanmu, sikapmu dan kepatuhanmu kepada suamimu.

Jadilah ma'mum yang baik, ikuti apa yang diarahkan sang imam.
Jika suamimu keliru, ucapkanlah "subhanallah" dan ingatkan dia akan kekeliruannya dengan lemah lembut.
Insya Allah, Sang Maha Pengasih akan tetap mengarahkan suamimu ke jalan yang benar.

Janganlah menghardik atau berkata kasar kepada suamimu. Jika engkau menghormati suamimu maka engkau akan kelihatan terhormat juga, karena suamimu adalah pakaianmu.

Anakku, bahagiakanlah suamimu, janganlah menolak jika suamimu berhasrat melakukan hubungan suami istri. Jika engkau tak berkenan karena ada sebab, sampaikanlah dengan mesra dan lemah lembut.

Anakku, aku adalah ibu yang melahirkanmu, tapi ketahuilah ibu dari suamimu adalah ibumu juga, dia adalah ibu yang membanggakanmu, karena engkau akan memberinya cucu.

Anakku, suatu saat aku sudah tidak ada, ibu mertuamu juga tidak ada, engkau berdualah yang mengarungi samudera kehidupan yang mungkin dihiasi dengan riak dan ombak, kadang kecil kadang besar. Lewatilah semua itu dengan tetap tawakkal kepada Allah SWT. Jangan gampang menyerah dan berputus asa.

Anakku, syukurilah selalu atas nafkah yang diberikan kepadamu oleh suamimu, jangan lihat besar dan kecilnya. Berdoalah kepadaNYA karena rezki manusia ditentukan olehNYA. Suamimu akan bersedih hati jika engkau tak bersyukur atas jerih payahnya. Jangan biarkan malaikat di langit ikut bersedih karena kesedihan suamimu.

Anakku, semoga engkau cepat dikarunia anak, penyejuk pandangan, penghibur di kala duka, pelengkap di kala suka. Sampaikan salam ibu pada suamimu, dia adalah anakku juga, yang kubanggakan.

(diposting oleh Pak Taqyuddin untuk Milis Lentera Hati)

SURAT DARI IBU UNTUK MENANTU LAKI-LAKI


Wahai menantuku,

Aku hanyalah seorang ibu yang berbicara atas nama diriku sendiri dengan melihat putriku sebagai istrimu dan engkau sebagai menantuku.
Jika engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayang wajah Ibu yang telah mengandung dan melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat dihadapanmu.





Wahai menantuku,

Engkau imam dunia akhirat untuk putriku. bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baka dan memberinya satu tiket ke surga.

Wahai menantuku,

Jika ada kelemahan dari istrimu dan seribu lagi keburukan yang dilakukannya akibat kelemahan dan juga karena kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang dan bukan lagi menjadi tugasku.
Diajarkan kepadamu oleh Nabi bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari.
Bukankah engkau sebagai suaminya yang harus melindunginya dengan rasa tentram dan aman. maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya?

Engkau suami yang dipilih Allah SWT untuk putriku, bersabarlah terhadap istrimu dan tetaplah bersikap lemah lembut padanya.
Bukankah engkau menikahinya atas nama Allah SWT, maka sayangi dan peliharalah istrimu dengan jalan Allah?

Wahai menantuku,

Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan dan itu disebabkan mereka durhaka terhadap suaminya, maka selamatkanlah istrimu dari dosa yang lebih besar.
Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagaimana kau mengurus mereka dan menjaga jalan surga untuk bisa dilalui oleh yang harus kau bawa serta? Dan pertanyaan itu ditujukan padamu bukan padaku?

Wahai menantuku,

Engkau di ijinkan menghukum istrimu sewajarnya namun janganlah mengenai wajahnya dan jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka.
Janganlah menghardiknya dengan kata-kata kasar dan umpatan yang merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri sebab ia itu pakaianmu.

Wahai menantuku, aku titipkan putriku padamu. Buatlah dia tersenyum menuju surga atas tiket darimu...

(kiriman teman via BB)

BUNG HATTA DAN SEPATU BALLY


Pada tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek sepatu yang bermutu tinggi dan tidak murah. Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI, berminat pada sepatu itu. Ia kemudian menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang datang untuk meminta pertolongan. Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah mencukupi.

Yang sangat mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta. Pada hal, jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sangatlah mudah bagi beliau untuk memperoleh sepatu Bally. Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalan Bung Hatta.

Namun, di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain. Bung Hatta memilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri. Pendeknya, itulah keteladanan Bung Hatta, apalagi di tengah carut-marut zaman ini.

Bung Hatta meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan tidak berutang atau bergantung pada orang lain.
Seandainya bangsa Indonesia dapat meneladani karakter mulia proklamator kemerdekaan ini, seandainya para pemimpin tidak maling, tidak mungkin bangsa dengan sumber alam yang melimpah ini menjadi bangsa terbelakang, melarat, dan nista karena tradisi berutang dan meminta sedekah dari orang asing.

Pendapat Meutia Hatta (Salah satu anak Bung Hatta)
Kesederhanaan keluarga Bung Hatta serta sangat kokohnya mantan wakil presiden itu berpegang pada prinsip mungkin dapat disimak dari penuturan Meutia mengenai kisah sebuah mesin jahit. Sewaktu ayahnya masih menjadi orang nomor dua di republik ini, ternyata untuk membeli sebuah mesin jahit pun tidak bisa dilakukan begitu saja. Menurut antropolog dari Universitas Indonesia tersebut, ibunya -Rahmi Hatta- harus menabung sedikit demi sedikit dengan cara menyisihkan sebagian dari penghasilan yang diberikan Bung Hatta.
Namun rencana membeli terpaksa ditunda, karena tiba-tiba saja pemerintah waktu itu mengeluarkan kebijakan sanering (pemotongan nilai uang) dari Rp 100 menjadi Rp 1. Akibatnya, nilai tabungan yang sudah dikumpulkan Rahmi menurun dan makin tidak cukup untuk membeli mesin jahit. "Karena ikut terkena dampak adanya keputusan sanering tersebut, Ibu kemudian bertanya pada Ayah kok tidak segera memberi tahu akan ada sanering. Dengan kalem Ayah menjawab, itu rahasia negara jadi tidak boleh diberitahukan, sekalipun kepada keluarga sendiri" kata istri ekonom Prof Dr Sri-Edi Swasono itu.

Pendapat Ny. Rahmi Hatta (Istri Bung Hatta)
Di tahun 1950-an, ketika Bung Hatta masih menjabat sebagai wakil presiden Republik Indonesia, keteguhan prinsipnya kembali tercermin dalam kehidupan keluarga. Pada saat sekarang, mungkin saja peristiwa yang saya alami itu dapat direnungkan kembali.
Pada suatu waktu, uang Republik Indonesia (ORI) mengalami pemotongan. Seperti halnya para ibu rumah tangga lainnya, di masa itu saya sedang menabung karena saya berniat untuk membeli sebuah mesin jahit. Tentu dapat dibayangkan betapa kecewanya hati saya saat itu. Ketika Bung Hatta pulang dari kantor, saya mengeluh, "Aduh, Ayah ?! Mengapa tidak bilang terlebih dahulu, bahwa akan diadakan pemotongan uang ? Yaaa, uang tabungan kita tidak ada gunanya lagi! Untuk membeli mesin jahit sudah tidak bisa lagi, tidak ada harganya lagi.?"
Keluhan wanita mungkin mempunyai alasan tersendiri. Tetapi seorang pejabat negara seperti Bung Hatta menjawab, "Yuke, seandainya Kak Hatta mengatakan terlebih dahulu kepadamu, nanti pasti hal itu akan disampaikan kepada ibumu. Lalu kalian berdua akan mempersiapkan diri, dan mungkin akan memberi tahu kawan-kawan dekat lainnya. Itu tidak baik!"
Kepentingan negara tidak ada sangkut-pautnya dengan usaha memupuk kepentingan keluarga. Rahasia negara adalah tetap rahasia. Sunggguhpun saya bisa percaya kepadamu, tetapi rahasia ini tidak patut dibocorkan kepada siapapun. Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya?"
Akhirnya sebagai seorang istri saya sepenuhnya dapat memahami prinsip suami saya itu. Berkat pengalaman hidup bersama bertahun-tahun, keyakinan saya terhadap prinsip Bung Hatta makin besar pula. Prinsip itu juga yang menyadarkan saya, agar saya tidak perlu menghalangi sikapnya ketika Bung Hatta berniat untuk meletakkan jabatannya sebagai wakil Presiden Republik Indonesia.

(diposting oleh Pak Mirzon untuk Milis Blok S)

Minggu, 17 Juli 2011

PMI KABUPATEN BEKASI AKHIRI MOU


Teman-teman Pendonor setia,

Dengan sangat menyesal diberitahukan bahwa Kegiatan Donor Darah di Blok S berakhir sudah.

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, kemungkinan besar PMI Kabupaten Bekasi akan menghentikan kerjasama dengan Pengurus RW011 karena jumlah pendonor selama beberapa waktu terakhir tidak pernah mencapai target 75 orang.


Pada tanggal 5 Juli 2011, dr. Ulfa dari PMI Kabupaten Bekasi menelpon dan menyampaikan bahwa PMI menghentikan kerjasama/MoU dengan RW011 dengan pertimbangan tersebut di atas.

Sampai dengan saat ini, Ketua RW011 masih menantikan surat resmi dari PMI Kabupaten Bekasi.

Mungkin kita bisa memahami pertimbangan PMI tersebut, antara lain :
1. Dengan hanya ada 2 mobil donor darah keliling dan hari Sabtu/Minggu menjadi hari yang paling banyak diminati untuk donor darah, maka PMI berusaha memaksimalkan penggunaan mobil donor darah keliling tersebut untuk mendapatkan pendonor yang sebanyak-banyaknya.
2. Terkait biaya operasional (kendaraan, peralatan, lembur pegawai) yang mungkin tidak sesuai dengan jumlah pendonor di Blok S.

Akhirul kalam, kegiatan donor darah tanggal 24 Juli 2011 dan seterusnya DITIADAKAN. Mungkin kita masih bisa mendonorkan darah langsung di kantor PMI atau Metropolitan Mall lantai 3.

Terima kasih untuk teman-teman yang telah menjadi pendonor setia selama ini.
Untuk Pak Jusuf Kalla, mohon maaf tidak bisa mensupport program PMI lebih jauh lagi.

Kamis, 14 Juli 2011

TALK SHOW "SAFETY DRIVING"


Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di sekitar tempat kita tinggal, telah memunculkan keprihatinan terhadap keselamatan keluarga kita.
Etika berlalu lintas dan kondisi jalan yang kurang memadai, menjadi faktor penyebab yang cukup dominan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami bermaksud mengundang Bapak, Ibu dan keluarga termasuk putra-putri, berkenan hadir pada :

Hari/tanggal : Sabtu, 16 Juli 2011
Pukul : 19:30 - 21:00 WIB
Tempat : Taman depan Blok S (belakang Pos Security Utama), Dukuh Zamrud, Kota Legenda
Agenda : Talk Show ‘Safety Driving’ dan Silaturahmi Warga (terbuka untuk umum, gratis)

Kami berharap, upaya ini menjadi bagian untuk menumbuhkan kepedulian terhadap keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas, bagi keluarga dan lingkungan yang kita cintai.

KONVERSI SHGB MENJADI SHM


BPN Kota Bekasi dan Kecamatan Mustika Jaya mengadakan Program Layanan Konversi SHGB menjadi SHM pada hari ini, 14 Juli 2011, pk. 10.00-12.00 WIB bertempat di Aula Kecamatan Mustika Jaya.








Persyaratannya adalah :
1. Mengisi Formulir
2. Membawa asli dan photocopy :
- KTP
- Kartu Keluarga
- SHGB
- IMB
- SPPT PBB tahun 2011
3. Membayar biaya pendaftaran (Rp. 70.000,00)

Info lebih lanjut dapat menghubungi Kantor Kecamatan Mustika Jaya di ph. 8253186.

Sayang waktunya cuma 1 (satu) hari, pemberitahuannya mendadak dan dilakukan pada hari kerja.
Semoga Bapak Camat Mustika Jaya dan Bapak Kepada Kantor Pertanahan Kota Bekasi berkenan mengadakan kegiatan serupa pada hari Sabru/Minggu. Pasti banyak peminatnya.

Berikut testimoni dari Yudibawa yang mengikuti program layanan ini :

Asswrwb,
Terobosan yang dilakukan oleh Kantah/BPN Kota Bekasi tentang Pelayanan Konversi Status HGB ke SHM menurut pengalaman saya yang mengurus pada hari itu sungguh sangat efektif.

Berikut pengalaman yang saya peroleh pada pelayanan itu:
Biayanya hampir mendekati gratis karena cukup membayar meterai + formulir Rp 20 rb dan biaya administrasi Rp 50 rb (Total Rp 70rb) saja hal ini tentunya sangat murah jika dibanding dengan mengurus langsung ke kantor BPN atau melalui jasa lain.
Proses Pelayanan cepat (One Day Services) dan langsung bisa ditunggu
Pelayanan yang ramah dan kooperatif (Disambut, difoto, disuguhi makanan, dll)

Menurut informasi yang saya peroleh dari petugas di lapangan kemungkinan pelayanan seperti ini akan dilakukan secara berulang dan keliling ke seluruh kecamatan di kota Bekasi.

Bagi Bapak-bapak yang berminat silakan memanfaatkan pelayanan tersebut jika ada kesempatan lagi. Saya perlu tambahkan bahwa pengurusan surat ini tidak boleh diwakilkan alias harus orang yang bersangkutan yang sesuai dengan nama yang tertera pada sertifikat.

Wasalamwrwb.